بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Ayah, Ibu...
Ketahuilah, menjadi orang tua terbaik utk anak-anak kita bukanlah berarti kita diharapkan menjadi orangtua 'malaikat' yg tak boleh kecewa, sedih, capek, pusing menghadapi anak.
Artinya Ayah, ibu...
Sebenarnya kita masih tetap boleh sedih, kecewa pada anak, tetapi kita sama sekali tak berhak utk melukai dan menyakiti anak-anak kita.
Ketahuilah, melotot, mengancam, membentak dapat membuat hati anak terluka. Apalagi, mencubit dan memukul tubuhnya. Tubuhnya bisa kesakitan, tapi yg lebih sakit sebenarnya apa yg ada dalam tubuhnya.
Ayah, Ibu...
Karena kita bukan orangtua malaikat, maka yakinlah anak kita pun bukan anak malaikat yg langsung terampil berbuat kebaikan.
Mereka tengah belajar ayah,
mereka masih berproses Ibu.
Seperti belajar bersepeda, kadang mereka terjatuh, kadang mereka mengerang kesakitan ketika terjatuh.
Demikian jg dgn perilaku anak-anak kita, mereka bereksplorasi, mereka berproses, mereka mengayuh kehidupan utk meraih kebaikan dan menjadi manusia yg berperilaku baik.
Saat mereka berperilaku buruk, jgn kita memvonisnya sebagai anak nakal, padahal sebenarnya mereka belum terampil berbuat kebaikan.
Tetapi Ayah, Ibu...
jika kita menghadapi ketidakterampilan ini dgn tekanan, ancaman, bentakan, cubitan, pelototan, mereka akan semakin terpuruk ke arah keburukan.
Ayah, Ibu….
Yakinlah, ketika seorang anak emosinya kepanasan: nangis, marah yg terekspresikan dalam bentuk yg mungkin dapat membuat orangtua jengkel, siramlah ia dgn kesejukan.
Ayah, Ibu...
Yakinilah, sifat-sifat negatif anak
hanyalah bagian 'eksplorasi' utk mencari cahaya kehidupan.
jika kita memahaminya sebagai sebuah bagian proses kehidupan, insya Allah anak-anak kita akan akan menebar cahaya utk kehidupan.
Jadi, ayah ibu...
mari kita terus belajar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar